Jumat, 05 Februari 2016

Main - mainlah ke Palembang ( part 3 )


Kalau kita berbicara tentang kota tertua yang berada di Indonesia berarti kita sedang berbicara tentang kota Palembang. :)



Perlu diketahui Palembang tidak hanya di kenal dengan Pempeknya saja, jika kita telusuri lebih jauh lagi,Palembang banyak sekali menyimpan cerita - cerita sejarah baik itu saat peradapan kerjaaan Sriwijaya ataupun perang lima hari lima malam yang terjadi di kota Bari. Saat ini peninggalan sejarah itu masih terjaga dan dijadikan objek wisata oleh pemerintah kota Palembang upaya mengenang kembali masa kejayaan di Bumi Sriwijaya. Rasanya kita sebagai pemuda yang modern sangatlah perlu mempelajari kembali sejarah – sejarah yang ada disetiap kota di Indonesia.



Palembang misal, Palembang itu adalah kota yang subur akan budayanya,mulai dari Tiongkok,India,Arab sampai Melayu sekalipun,semua ada disana. Seperti biasa kami Pemuda Bergerak kembali mengekplor salah satu peninggalan budaya di kota Palembang yang sampai saat ini masih tetap terawat dan menjadi destinasi wisata. Minggu ke tiga di kegiatan #mainmainlahkepalembang kami bergerak menuju suatu delta yang disebut dengan Pulau Kemaro.



TAMPAK PAGODA DI PULAU KEMARO



Keberadaan Pulau Kemaro berkaitan erat dengan sebuah legenda yang mengatakan bahwa delta ini muncul sebagai bukti cinta Putri Siti Fatimah (putri Raja Sriwijaya).
Legenda ini dimulai pada akhir abad ke-14 ketika seorang pangeran dari Cina, Tan Bu An datang ke Palembang untuk belajar. Setelah tinggal di sini selama beberapa waktu, ia jatuh cinta dengan putri Siti Fatimah. Dia kemudian datang ke istana untuk melamarnya. Orangtua Siti Fatimah memberikan persetujuan namun dengan satu syarat yaitu Tan Bu An harus memberikan hadiah. Hadiah itu berupa sembilan guci yang berisi emas, Sang pangeranpun langsung menyanggupi permintaan orang tua Putri Siti Fatimah tersebut.
Pendek cerita, sembilan guci yang berisi emas itu diisi juga dengan sayur – sayuran agar terhindar dari bajak laut. Namun sesampainya kembali diperairan sungai Musi pangeran memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa kembali emas didalam guci - guci itu, lalau betapa terkejutnya sang pangeran begitu melihat isi guci pertama yang ia periksa hanya berisi sayuran busuk.

Dengan menaruh harapan besar pangeran terus memeriksa guci itu satu persatu sampai akhirnya guci yang terakhir jatuh ke lantai kapal karena pangeran tersandung. Seketika saja guci itu pecah dan betapa terkejutnya lagi ketika melihat emas batangan berada di bawah sayuran yang busuk keluar dari guci itu, tanpa berpikir lagi Tan Bu An dan anak buahnya langsung menyeburkan diri mereka ke sungai untuk mengambil kembali guci2 yang sudah ia buang. dari atas kapal Siti Fatimah merasa resah menunggu calon suaminya yang berenang ke dalam sungai dan Sang Pangeran  pun tak kunjung kembali ke permukaaan sungai. Akhirnya sang putri memutuskan untuk menyusul ke dalam sungai bersama beberapa dayangnya sambil berpesan kepada dayang yang tidak ikut ke dalam sungai “ Jika ada tumpukan tanah setelah aku tidak kembali lagi, berarti itulah makam ku,”



Nah, Begitulah kira2 legenda tentang keberadaan pulau Kemaro tersebut.
Pulau Kemaro terletak lima kilo dari timur kota Palembang dan memiliki luas 24 hektar. Pulau tersebut menjadi tempat wisata budaya religious yang setiap perayaan Cap Go Meh di padati oleh  ribuan masyarakat Cina,mulai dari wisatawan lokal sampai wisatawan luar negeri berkunjung untuk sembahyang atau sekedar berziarah ke makam Pangeran Tan Bu An.




MAKAM PANGERAN TAN BU AN




Banyak hal yang menarik untuk kalian kunjungi di pulau Kemaro ini, selain terdapat Kuil sebagai tempat beribadat masyarakat Cina, disana juga terdapat Pagoda serta yang paling menarik disana adalah “Pohon Cinta” yang dilambangkan sebagai ritus “cinta sejati” antara dua kebudayaan pada zaman dahulu. Mitosnya, siapa yang mengukir namanya dan pasangan di pohon tersebut, hubungan pasangan itu akan berlajut ke pelaminan. Hehehehehe ;)
Menarik bukan?




KUIL YANG BERADA DI PULAU KEMARO





Tips untuk menuju Pulau Kemaro ini sangatlah mudah dan relative murah.
Kalian bisa naik perahu (ketek)  dari taman kota BENTENG KUTO BESAK (BKB) dengan ongkos 20rb saja untuk satu orangnya (pp). Jarak tempuh dari BKB ke Pulau Kemaro hanya membutuhkan waktu 30 menit.


Waktu yang ideal untuk berkunjung disana usahakan pukul 14.00 karena kalian masih banyak waktu untuk bersantai sampai sore disana sambil menikmati hembusan angin dari sungai Musi dan mengitari pulau, kalian juga bisa berpiknik ria bersama keluarga sambil menikmati kelapa muda yang dijual disana.
Jika cuaca cerah kalian bias menikmati indahnya senset di dermaga Pulau.




MENUJU PULAU KEMARO




PIKNIK DAN BERSANTAI BERSAMA DI PULAU KEMARO





SUNSET DI DERMAGA PULAU KEMARO








Demikianlah informasi tentang Pulau Kemaro yang berada di Palembang, Sumatera Selatan.Tertarik untuk berwisata ke Pulau Kemaro?



PEMUDA BERGERAK!

Main - mainlah ke Palembang ( part 2 )




Hallo apa kabar,kawan? kali ini kami akan kembali menulis informasi tentang wisata yang ada di kota Palembang. Kalau kemarin kami sudah bercerita sedikit tentang Palembang dan jembatan kebanggaannya yaitu Ampera, kali ini kami akan memberikan info wisata bersejarah  lainnya.



Minggu itu seperti biasanya suasana Palembang sedikit cerah lumayan untuk eksplorasi dan kami mulai bergerak ke Monumen Perjuangan Rakyat atau biasa disingkat dengan MONPERA. Bangunan tersebut berdiri kokoh di tengah kota,Palembang tepatnya.berada di JL. Merdeka.

Pembangunan Monumen ini didedikasikan untuk mengenang tragedi perjuangan melawan kolonial Belanda yang pada saat itu terjadi di kota Palembang yang dikenal dengan perang lima hari lima malam. Pembangunan museum ini dibiayai oleh APBD Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Selatan yang dilakukan secara bertahap, mulai tahun anggaran 1980/1981 sampai tahun 1987/1988. Peresmiannya dilaksanakan pada 23 Februari 1988 oleh Menko Kesra H. Alamsyah Ratu Prawiranegara lalu Pengelolaan museum ini berdayakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Palembang sampai saat ini.




Koleksi yang ada di Museum Monpera antara lain berupa gambar,foto, senjata, uang lama, patung pahlawan, dan baju dinas para pahlawan. Selain warga Palembang yang sering berkunjung di tempat itu,wisatawan dari luar pun tak ingin melewatkannya saat singgah di Palembang. Kurang lengkap rasanya kalo ke Palembang belum datang ke monumen tersebut. Apalagi orang asli Palembang kalo belum pernah kesini cukup memalukan loh. hehehe :D

Bangunan Museum dibuat dengan bentuk menyerupai bunga melati berkelopak lima sebagai identitas sekaligus tanda suci atas pergerakan dan perjuangan pahlawan pada waktu itu. Untuk bonus berwisata ke monument ini kalian juga dapat naik ke atasnya untuk melihat pemandangan sungai Musi dan jembatan Ampera yang indah serta mengabadikan momen dengan berfoto – foto ria heheheee.



Tips menuju Monpera kalian dapat menyewa taksi dari arah bandara dengan jarak tempuh kurang lebih 6km. tetapi jika berada di tengah kota tdak terlalu perlu menyewa taksi atau angkot, Disarankan lebih asik jika kalian naik kendaraan tradisional berupa becak karena perjalanan akan lebih terasa menyenangkan sekaligus dapat menghampiri masjid terbesar di Palembang yaitu masjid Agung yang berdepanan dengan Monpera.



Demikianlah informasi wisata yang kami berikan, jika kalian masih penasaran silahkan bergerak #mainmainlahkepalembang. J



_Pemuda Bergerak_